Suatu hari, disebuah kaki perbukitan yang sangat subur, hiduplah seorang kakek tua dan seekor sapi kesayangannya. Setiap hari si Kakek menghabiskan waktunya bersama sapi perah itu. Pagi hari sehabis sholat subuh, seperti biasanya si kakek membersihkan kandang sapi dan nenyirami tanaman yang ada disekitar rumahnya. Setelah pekerjaannya selesai kakek pergi ke dapur untuk sarapan. kemudian kakek mengambil peralatan untuk memerah susu sapinya. Setiap hendak memerah susu kakek tidak pernah luoa berdo'a agar susu yang ia perah membawa berkah bagi kehidupannya. Bismillahirrohmaanirrohiim,,, seru kakek saat memulai memerah.
Saat diperah si sapi pun dengan tenang menikmati rerumputan yang sudah disediakan oleh si kakek. Selesai memerah, kakek membawa hasil perahnya ke MCP (Milk Collection Point). Setelah semua pekerjaannya selesai, kakek menggiring sapinya ke kebun untuk mencari rumput dan melihat-lihat tanamannya. Hanya kebun dan sapinya lah yang bisa membuat kakek bahagia sejak kepergian istrinya 2 tahun yang lalu. Namun kakek tak pernah mengeluh, ia terus menjalani hidupnya dengan penuh semangat yang menggebu. Tiada hari tanpa bekerja,,, begitulah kata si kakek. Meskipun hidupnya pas-pasan, kakek tidak pernah menggantungkan hidupnya pada orang lain.
Setelah puas dengan aktivitasnya dikebun, kakek menggiring sapinya kembali pulang, dan mengikatkan sekarung rumput diatas punggung sapi. didalam perjalanan pulang tiba-tiba kaki sapinya terperosok dalam lubang kecil. Kakinyapun terluka sehingga sapi terpaksa berjalan dengan terpincang-pincang. Tak tega melihat kaki sapi yang terluka, kakek mengambil rerumputan yg ada dan menumbuknya untuk kemudian di oleskan pada luka dikaki sapi.
Oh sapiku yang malang,,, maafkan aku, karena keteledoranku kau jadi terkena musibah,,,,
tiba2 si kakek dikagetkan dengan suara didekatnya...
Tak apa kakek, aku baik-baik saja, kau sudah merawatku seperti anak sendiri,,,,
si kakek pun kebingungan lalu bertanya pada sapinya ,,,, apakah kau yang tadi berbicara?
Benar sekali kakek....
Setelah kejadian itu, si kakek dan sapinya sering berkomunikasi dan si kakek pun tak lagi kesepian...
Dari cerita ini kak Qila diajarkan tentang rasa sabar dan syukur atas nikmat yang Allah berikan dan selalu melibatkan Allah dalam segala hal. Serta mengetahui dari mana susu itu dihasilkan,,,
kak Qila sangat tertarik sekali ketika bunda menceritakan cara memerah sapi, dan seperti biasanya,,, pertanyaan selalu berentet meskipun cerita blm selesai,,,
Story created by my self...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar