Selasa, 04 Februari 2020

Si Fakir yang tawadhu'

Disebuah pedesaan yang sangat subur, hiduplah seorang nenek tua yang hidup apa adanya. Nek ijah,,  begitulah orang - orang memanggilnya. Nek ijah kini hidup sebatang kara, suaminya sudah meninggal 5 tahun yang lalu, sedangkan nek ijah tidak memiliki anak. Untuk memenuhi kebutuhannya sehari - hari nek ijah bekerja pada pemilik kebin sayur yang bernama pak Ahmad.

Karena sudah tua, nek ijah hanya diperbolehkan untuk mengikat sayuran yang akan dipasok pak Ahmad dipasar. Dari hasil kerjanya, setiap hari nek ijah mendapatkan upah 10 ribu rupiah.

Nek Ijah: Pak Ahmad, alhamdulillah pekerjaan nenek sudah selesai, apakah nenek sudah boleh pulang sekarang?

Pak Ahmad : Tentu boleh nek, sudah tidak ada lagi sayuran yang perlu diikat, ini nek dibawa pulang untuk masakan nenek hari ini (sambil memberikan seikat sayur bayam pada nek ijah)

Nek Ijah: Pak Ahmad, nenek sidah terima gaji masih saja ditambah sayur begini

Pak Ahmad : Tidak apa nek, anggap saja ini rezeki dari Allah untuk nenek hari ini

Nek Ijah: Kalau begitu terima kasih banyak ya pak Ahmad, semoga Allah membalas dengan kebaikan.

Pak Ahmad : Aamiin, terimakasih banyak juga untuk do'anya nek, sehat terus ya nek,,,

Sepulang dari kebun pak Ahmad, nek Ijah mampir diwarung untuk membeli kebutuhannya.

Nek Ijah : Nak, nenek mau beli beras 1/4 kg saja boleh?
pemilik warung : Eh nek ijah, sehat nek? Kok gak sekalian 1 kg aja nek?

Nenek : Nenek hanya punya uang segini nak, mana cukup kalau buat beli sekilo

Pemilik warung : Ini nek berasnya

Nenek : Kok berasnya banyak banget nak, nenek bilang kan seperempat saja

Pemilik warung : Tidak apa nek, Berkat sayuran yang dititipkan pak Ahmad, warung saya jadi rame, anggap saja ini rizki nenenk. Ibu-ibu dikampung kita ini sangat suka belanja sayur disini karena bagus-bagus dan bersih. Pasti semua itu tidak lepas dari kerja keras nek ijah dalam memilih sayuran untuk diikat.

Nek ijah: Alhamdulillah, Kalau begitu terimakasih banyak ya nak. 

Pemilik warung : Sama-sama nek...

keesokan harinya nek ijah bekerja seperti biasanya dan belanja lagi di warung sepulang bekerja.

Nek Ijah: Nak, nenek mau beli bawang merah, kebetulan bawang nenek abis.
Pemilik warung : baik nek,,, ini bawangnya.

Nek ijah : banyak sekali nak, benek beli 2 ribu saja.

Pemilik warung : Rizki tidak boleh ditolak loh nek

Nek ijah : Baiklah kalau begitu

Pemilik warung : Hari ini mau masak apa nek?

Nek ijah: Mau bikin nasi goreng, kemarin nenek tidak berselera makan, nasinya masih sisa banyak. kalu mau coba nasi goreng nenek ayo ikut kerumah...

Pemilik warung : Nanti malah merepotkan nek

Nek ijah : Tidak nak, nenek malah tambah seneng, karena ada teman makan nenek, selama ini nenek hidup sendirian sejak kakek meninggal.

Pemilik warung : Baik nek, saya akan ikit kerumah nenek sekarang, saya titip warung ke suami dulu ya nek

Nek ijah : iya nak.

Bu sri, demikian nama pemilik warung tersebut, akhirnya ikut nenek kerumahnya dan kemudian mereka menikmati nasi goreng buatan nenek bersama - sama. melihat nenek yang begitu bahagia ditemani olehnya, mata bu sri pun berkaca-kaca.

Nek ijah: Kenapa kamu sedih nak? apa terlalu pedas?

Bu sri: Tidak nek, enak banget nasinya dan saya tidak kepedesan. saya hanya membayangkan betapa hebatnya nenek, diumur yang sudah tua begini masih mampu hidup sendiri dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari.

Nek Ijah: Kehidupan dan kematian itu jaraknya dekat nak, kita hanya wajib mensyukuri semua nikmat Allah, jangan takut miskin jangan takut susah karena kita punya Allah.  Allah sudah mengatur semua keadaan sesuai kemampuan kita.

Setelah selesai makan dan mengobrol tiba-tiba nek ijah merasa lemas. maka bu sri oun membaringkan nek ijah dikasurnya. dan setelah itu tiba-tiba saja nek ijah sudah tidak bernafas. Bu sri sangat panik dan memanggil suaminya serta pak ajmad agar mengecek keadaan nek ijah.

Pak Ahmad : innalillahi wainna ilaihi rooji'un... nek ijah sudah meninggal pak, bu,,,

Bu sri dan suami : innalillahi wainna ilaihi rooji'un...

Bu sri : Padahal baru saja saya makan bersama serta ngobrol bareng nenek, nasihat beliau sangat membekas dihati saya. insya'Allah nenek husnuk khotimah, bekiau orang yang sangat baik sejauh saya mengenalnya.

Mendengar cerita ini selesai, kak Qila merespob ,..

Qila : kasihan ya nek ijah, nek ijah nya hidup lagi to bund..

Bunda : kalau sudah meninggal ya gak bisa hidup lagi to sayang... jawab bunda

Qila : Mmm ya bisa, kan setelah meninggal hidupnya di surga nanti ceritanya dibuat tentang hidup disurga

Bunda: coba kakak yang buat cerita,,,

Kak Qila : Bunda saja to... sambil tertawa


Tidak ada komentar:

Posting Komentar