Selasa, 25 Februari 2020

Pemahaman Perbedaan Gender

Alhamdulillah, Game Level 11 sudah dimulai, permulaan level yang luar biasa, diskusi dihari pertama bener-bener membuatku tak ingin ketinggalan materi berikutnya..

Hal-hal yang harus dipersiapkan bagi seluruh orang tua dalam mendampingi anaknya hingga dewasa. apalah daya dirikubyangdmiskin ilmu iniinamun kurang suka membaca, jika tidak disuguhkan materi berbobot seperti ini mungkin aku tidak akan pernah mancari taunya. 

berikut adalah resume dari presentasi pertama:

Pertanyaan:

Sepenting apa membedakan mainan sesuai gender? Batasan gender ini seperti apa? Apakah terkait pekerjaan yang umun dilakukan oleh Ayah atau oleh Ibu?

Jika terkait dengan pekerjaan sebagai Ayah atau Ibu, bagaimana mensiasati agar mainan yang dibatasi gender ini tidak meneruskan budaya patriarki yang membuat seorang ayah tidak peka untuk membantu Ibu dan serba dilayani.

Jawaban:

mainan sesuai gender ini lebih kepada hal-hal yang lebih spesifik sifatnya.

misalnya cowok lebih ke mainan-mainan yang maskulin.

anak-anak cewek lebih ke mainan yang feminim.

menurutku pribadi, anak cowok main masak-masakan ini ga ada masalah. Allah juga memberikan peran para lelaki untuk berprofesi sebagai koki/chef. Sehingga masak-masakkan bukan hal yang terlalu feminis. 

kalau anak cowok main boneka barbie, boneka bayi, make up, nah ini memang hal yang salah.
tapi kalau boneka binatang gimana? menurutku pribadi, ini ga masalah. toh, terkadang kita mendongeng itu butuh media. dan tak jarang menggunakan boneka binatang sebagai media dongeng, dan sifatnya universal, anak cowok maupun anak cewek.

mungkin akan ada beberapa pertanyaan juga terkait ini:

Apakah merupakan produk bawaan (nature) atau karena pola asuh (nurture)? 
Apakah anak-anak secara alami atau punya bawaan untuk memilih objek tertentu ataukah karena pengaruh pola asuh dari orangtuanya yang memengaruhi anak di awal kehidupannya?

Sebuah studi menunjukkan bahwa ketertarikan berdasarkan gender sudah ada bahkan sebelum bayi bisa merangkak.
Ketika diperlihatkan pada tujuh macam mainan, bayi laki-laki berusia 9 bulan spontan mengambil mobil-mobilan, bola, serta mainan penggali pasir, dan cuek pada boneka beruang dan peralatan memasak. Bagaimana dengan para bayi perempuan? Pada usia yang sama, mereka juga lebih tertarik pada boneka, sayuran plastik, serta miniatur satu set cangkir.

Sara Amalie Thommessen, (dari City University, London, Inggris) menyimpulkan bahwa anak laki-laki lebih menyukai mainan yang bergerak, sedangkan anak perempuan memilih mainan yang memiliki profil wajah atau mainan yang mendukung naluri mengasuh.

Walter Gilliam, pakar perkembangan anak mengatakan bayi sudah mampu menangkap banyak hal di usianya yang baru 9 bulan.

Ketertarikan pada suatu objek berdasarkan perbedaan gender akan lebih nyata saat anak bertambah besar. Di usia 27 bulan hingga 36 bulan, anak perempuan menghabiskan 50 persen waktu bermainnya untuk main boneka. Sementara itu 87 persen waktunya dihabiskan anak laki-laki untuk main mobil-mobilan dan bola.

Professor Melissa Hines dari Cambridge University berhasil mengidentifikasi perbedaan gender dalam preferensi mainan. Ada beberapa bukti bahwa otak anak laki-laki didesain untuk mengekspresikan minat awal pada permainan kasar dan fisik serta mainan yang bergerak (seperti mobil-mobilan), sementara perempuan memilih boneka dan bermain peran.

respon mb IN:

Maaf mau ikut bersuara jga malam ini, kalau saya sependapat dengan mba hessa ya, kalau anak perempuan menurutku lebih fleksibel dalam bermain.
Anaku perempuan pun suka brmain mobil2 an 😁

Dan memang agak aneh jika anak laki2 bermain boneka perempuan yg cantik atau barbie.

Tapi ada bberapa laki2 yg berprofesi sebagai desainer atau MUA, itu menurut mb bagaimana?

Respon Mb AW :

Iya anak ku mainannya banyak mobil²an 🤔 apalagi tayo hobinya naik bis² sama ayahnya tp main masak²an suka juga sih,

Jawaban mb H:

Terkait hal ini, sebenarnya ga ada masalah.
Banyak jajaran desainer kondang itu berjenis kelamin laki-laki dan maskulin.
Namun kita juga melihat realita pada umumnya desainer pria itu melambai, gitu kan ya?
Menurutku, jika sejak balita mslh fitrah seksualitas ini sudah didengungkan, aku rasa desainer pria pun tidak jadi melambai.

respon mb PH :
menurut saya kalau anak laki-laki jadi MUA atau jadi koki tetap harus diingatkan kodratnya sebagai laki-laki bahwa laki-laki itu melakukan itu semua hanya untuk mencari nafkah. sama halnya dengan designer, designer dan semua itu kan lebih banyak bertemu dengan para perempuan makanya sebagai orang tua kita juga harus mengingatkan resiko pergaulannya kepada anak sebelum anak memilih profesi tersebut. Itu kalau menurut saya.

Mb H: 
Pentingkah memfasilitasi anak dengan mainan sesuai gender? 
dr. Markus menyatakan bahwa Gender itu penting, namun tidak mutlak dari awal harus dibatasi ini itu, yang pasti tetap perlu diarahkan.

Mengenalkan mainan sesuai gender bisa dimulai sejak usia anak 2 tahun (dr. Markus Danusantosa, SpA.)

Kalau ternyata anak lebih memilih mainan tidak sesuai gender, arahkan cara bermainnya. Misalnya anak perempuan cenderung memilih main mobil-mobilan. Saat anak itu memainkan mobil-mobilan, ambilkan boneka. Ini agar dalam proses permainan ada dua benda berbeda. Seolah-olah kita bandingkan mainan. Kita tidak perlu kaku membatasi bahwa ini mainan anak laki-laki dan itu mainan anak perempuan. Bisa dengan pengalihan seperti memasukkan unsur feminin pada anak perempuan, atau unsur maskulin untuk anak laki-laki.

Orangtua perlu memperhatikan mainan yang akan diberikan pada anak-anak. Orientasi jangka panjangnya adalah menjaga anak-anak dari perilaku menyimpang. Pemberian mainan edukatif yang tepat sesuai jenis kelamin diharapkan dapat membantu membentuk karakter dan kepribadian anak. Akan lebih baik jika ayah bunda membelikan mainan edukatif yang mengandung nilai-nilai religi.

respon mb IP
Ijin menambahkan ya mb... 🙏🏻

Pd tahap awal (usia 0-6) th disarankan anak lebih banyak bermain dgn org tua yg sesuai gendernya (anak laki2 dgn ayah, dan anak perempuan dgn ibu) dan memainkan mainan yg sesuai gendernya krn pd tahap awal ini adalah usia penting untuk menanamkan identitas gender ke anak. Ibarat kalo sedang membuat bangunan, maka tahap awal ini adalah pondasi bagi anak u mengenali gendernya 🙏🏻

respon mb IN:
Dan kyaknya desainer jarang ada yg menikah ya gak sih?

direspon oleh mb PH:
kalaupun ada yang memilih nggak menikah dan kebetulan melambai sama kayak yang Mahesa bilang kalau sejak balita fitrah seksualitas nya tidak dipersiapkan matang oleh orang tuanya
Melambai kalau aku rasa Karena fitrah seksualitas kurang dijelaskan jelas semasa dia umur 0-6 ya...mungkin dia lebih banyak dekat dengan ibu daripada dengan ayah

respon mb H:
gak dong, scr genetis, Allah ciptakan bentuk laki-laki dan perempuan itu berbeda
jadi seharusnya laki-laki tidak ada yang melambai

respon mb WY:
Anak anaku kalo mainan bareng 
Misal masak masakan 
Ya masakan semua, yg cowok ngikut juga
Giliran mobilan.ya bareng juga

respon mb H:

Fakta pada saat ini menunjukkan bahwa jenis mainan anak amatlah banyak. Dan dari jumlah tersebut, jenis-jenis mainan tidak mutlak terbagi untuk gender laki-laki dan perempuan. Ada banyak jenis mainan yang bisa dimainkan bersama, seperti balok, lego, playdoh, rumah-rumahan dengan segala perabotnya, pasir, dan banyak mainan edukatif lain. Hasil pengamatan saya ketika sejumlah anak laki-laki dan perempuan bermain bersama, tetap ada perbedaan kecenderungan mereka dalam memainkan mainan umum tersebut. Misalnya anak laki-laki lebih suka menyusun lego menjadi kendaraan atau bangunan bengkel, sementara anak perempuan lebih suka menyusun istana dan kebun cantik.

Dalam kondisi anak laki-laki dan perempuan bermain bersama, untuk menstimulus kemampuan kognitif dan motorik anak, pemberian mainan tetap dapat bervariasi. Lalu biarkan mereka memainkannya sesuai imajinasi mereka. Pendampingan dan pengarahan dari orang tua berperan dalam menjaga permainan agar tidak menyimpang. Selanjutnya mungkin kita akan mendapati anak-anak laki-laki dan perempuan berada dalam permainan bersama dimana mereka bekerja sama dengan tetap memposisikan diri mereka sesuai gendernya.

Ini pengalaman saat Ak masih kecil dan main dengan Sh adiknya.
Secara fitrah meskipun main bareng, tetap aja sih mereka beda dalam penerapannya

Main mobil, Sh akan sambil bawa boneka Barbie nya, dia bilang, 'ini mobilnya Barbie Bunda'

Tapi Ak beda, dia akam cenderung mainan mobil-mobilannya balapan 🙈

#Gamelevel11
#Day1
#KuliahBunSayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak


Tidak ada komentar:

Posting Komentar