Rabu, 13 November 2019

Aliran Rasa Game Level 7

Rasanya 17 hari begitu cepat berlalu, masih merasa kurang karena planing untuk mengamati si kakak dalam bersosialisasi baru berjalan dua hari saja. Meski berlalu, insya'Allah bunda tetap semangat menemani kakak dalam kehidupan sosialnya sehari - hari untuk berteman, bertamu dan lain sebagainya.

Alhamdulillah,,, di Level ini bunda merasa ringan dan mudah menjalankan tugas setiap harinya. Memang benar, semuanya itu berawal dari niat. jika niatnya setengah-setengah, maka akan setwngah pula hasilnya. sejak awal level 7 berlangsung, niatan untuk observasi kebintangan si kakak sudah tertanam baik. Berkaca pada game Level 5 yang sempat gagal karena suka kebablasan setor T10, rasanya di level ini tidak ingin gagal sama sekali.

Selama 17 hari mengobservasi si kakak bunda masih belum bisa menentukan bakat apa yang sebenarnya yang ia miliki. Karena semua yang ia lakukan adalah kesenangannya, baik itu bermain peran, bernyanyi, berteman serta menggambar dan mewarnai. Bahkan sampai hari ini kak Qila masih melakukan kebiasaan tersebut. akan tetapi juga ditanya, kakak sudah besar mau jadi apa? jawabannya tidak hanya satu propesi. Kakak bilang pengen jadi polisi, dokter, guru.

Ketika ditaanya kenapa kakak ingin kadi polisi? kakak mau nangkep penjahat, jawabya.

Ketika ditanya kenapa mau jadi dokter? biar kalau bunda sakit kakak yang ngobatin

kenapa mau jadi guru? pengen seperti bu Anik bisa ngajar anak-anak ngaji katanya begitu.

sesederhana itu ternyata jawabannya, tapi itu semua adalah cita-cita mulia nak. Semoga bunda diberikan Allah umur yang panjang, agar bisa menyaksikan kesuksesan dan kebahagiaanmu kelak. Semoga bunda bisa lebih maksimal lagi membersamaimu dan si adek. Meskipun hingga level ini bunda belum bisa bekerja sama dengan ayah untuk melakukan tantangan. Bunda belum berhasil memperbaiki komunikasi dengan ayahmu, selalu gagal lagi dan lagi ketika hendak menyampaikan uneg-uneg. sedih sebenarnya, namun bunda yakin, suatu saat ayahmu pasti sadar dan tidak menyalahkan bunda terus menerus karena tidak pernah memaksimalkan diri dalam pengasuhan kak Qila dan dek Mecca.

Sakit rasanya hati, ketika suami bilang anak kedua belum bisa ini danitu, si kakak selalu merasa kesepian. Padahal ayah tau sendiri, betapa waktu bunda ha is hanya untuk membersamai kalian meski terkadang tidak maksimal karena harus mengerjakan pekerjaan rumah. Bunda melakukan semuanya sendiri nak, ayah hanya tau kerja dan kerja, seperti tidak oernah menghargai lelah yang bunda rasakan. Biarlah, semoga mata hatinya segera terbuka, semoga keluarga kita selalu awet rukun selamanya. aamiin...

Selamat bertumbuh anakku, do'a bunda selalu mengiringi langkahmu,,,
Maafkan bundamu yang belum bisa maksimal membersamai kakak dan adek, semoga Allah selalu memudahkan semua urisan keluarga kita. aamiin... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar