Beberapa hari belakangan ini rasanya emosiku sangat tidak stabil, aku bingung kenapa sulit sekali untuk di kontrol. Anak pertamaku sering sekali menjadi pelampiasan amarahku. Aku merasa begitu parah, sedikit kesalahan yang dibuat anakku aku langsung marah. Meskipun sesudah marah aku meminta maaf padanya, aku merasa sangat bersalah sekali. Aku tidak ingin jika nantinya anakku menjadi sepertiku.
Hanya karena dimarahi suami aku bisa marah luar biasa sama anakku. Hampir tiap pagi suamiku seperti bad mood, karena anak merengek aku sering dimarahinya tapa ia cari tau terlebih dahulu sebabya. Entah lah aku sering tidak suka jika disalahkan sementara aku tidak melakukan kesalahan.
Jam kerja dan pola makan suami yang tidak teratur juga kadang menjadi sebab amarahku. Entahlah aku bingung harus bagaimana. Ibgin sekali mencurahkan semua keluh kesahku pada suamiku. Taoi aku takut jika ia tidak terima. sementara selama ini dia hanya diam dan tak oernah meminta aku begini begitu.
Hal diatas juga yang membuat aku kadang merasa kehilangan rasa untuknya. Rasa sayang seolah perlahan memudar, astagfirullah,,, ya Robbii aku tak ingin begini. Aku merasa diriju terlalu dikuasai emosi dan aku tak tau harus bagaimana :'(
Haruskah niatku diawal pernikahan untuk menikah satu kali saja seumur hidup menjadi ragu? bagaimana nasib anak-anak ku?
Bahkan tak jarang aku masih berputus asa, dan disaat aku kesal pasti fikiranku mengambang entah kemana-mana. Bahkan sering terfikirkan olehku to end my life... :'(
Tapi, lagi-lagi anak-anak lah yang menguatkan aku. Siapa yang akan merawat mereka jika aku tiada? Sementara suami seperti terlalu mencintai pekerjaan nya. dia sering lupa kalu dia punya anak dan istri. Bahkan disaat diajak refreshing pun sering kali ia merasa berat ninggalin pekerjaannya. walaupun ia mau terkadang pergi dalam hati yang tak nyaman dan sering kali kami ribut saat sedang tamasya.
Aku bingung, entah harus dari mana aku memulai memberi tau nya tentang kegelisahan hatiku ini. Aku takut jika aku sampaikan ia malah marah dan aku malah jadi tak nyaman karena apa yang aku sampaikan padanya.
Bahkan disaat Praktek Game level 1 tentang Komunikasi Produktif sudah akan berakhir pun aku masih berada dalam jalan yang buntu :'(
Tidak ada komentar:
Posting Komentar